Beribadah dengan Tujuan Minta Dicukupkan Kebutuhan adalah Boleh Malah Terpuji.







Allah Subhanahu Wataala Berfirman:

وَٱسۡتَعِینُوا۟ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِیرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِینَ

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk

[Surat Al-Baqarah: 45]

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا (2) وَیَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَیۡثُ لَا یَحۡتَسِبُۚ 

Barangsiapa yang bertaqwa Allah akan selalu memberikan jalan keluar. Dan akan memberikan rejeki dari jalan yang tidak disangka sangka
[Surat Ath-Thalaq: 2-3]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُوْلُ : يَا ابْنَ آدَمَ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ، أَمْلأْ صَدْ رَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَكَ شُغْلاً، وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكْ


Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, Beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu) yang ada di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. 


Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (dan engkau tetap butuh kepada manusia.

____

Al-Musnad, No. 8681


Penjelasan: 

Dalam hadits ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa menjelaskan, bahwa Allah menjanjikan 2 hadiah bagi orang yang beribadah kepadaNya secara totalitas, yaitu :


1. Mengisi hatinya dengan kekayaan

2. Memenuhi Kebutuhannya


Sebaliknya Allah Subhanahu Wataala mengancam orang yang tidak beribadah kepadaNya dengan dua ancaman yaitu :


1. Mengisi hidupnya dengan berbagai kesibukan.

2. Tidak memenuhi kebutuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia.


Hadits di atas, menjelaskan boleh nya seseorang beribadah secara umum seperti shalat, puasa, sedekah, Membaca Al Qur'an, Berdzikir dengan tujuan agar kebutuhan nya dipenuhi. Dan ini sangat lekat dengan bab tawassul. Seperti Nabi membaca Al Fatihah agar bisa mengobati orang yang digigit ular. Maka Ruqyah pada kasus itu adalah Tawassul 

Yaitu menjadikan ibadah membaca Al Fatihah sebagai media agar dikabulkan keinginan menyembuhkan orang dari gigitan ular. 


Bentuk ibadah lain yang di dalamnya boleh dijadikan perantara agar Dicukupkan Kebutuhan adalah do'a.


Berikut ini dalil-dalil bolehnya beribadah dalam bentuk doa dalam rangka minta dipenuhi kebutuhan dunia. 


1. Dalil umum dalam Al Qur'an.

Allah Ta’ala berfirman:


ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.


(QS. Ghafir: 60).


Dalam ayat ini ada perintah secara umum bahwa kita diperintahkan agar Berdoa kepada Allah meminta segala sesuatu, dari perkara besar sampai perkara kecil-kecil. 


2. Hadits Ke-2


Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah Ta’ala berfirman:


يا عبادي ! كلكم جائعٌ إلا من أطعمتُه . فاستطعموني أُطعمكم . يا عبادي ! كلكم عارٍ إلا من كسوتُه . فاستكسوني أكْسُكُم


Wahai hamba-Ku, kalian semua kelaparan, kecuali orang yang aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, niscaya aku akan berikan. Wahai hamba-Ku, kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang aku berikan pakaian, Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan aku berikan.


(HR. Muslim no. 2577).


Perhatikan, urusan makan dan pakaian, Allah perintahkan kita untuk meminta kepada-Nya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ


Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut. Karena ia sedang meminta kepada Allah Azza wa Jalla.


(HR. Ibnu Hibban no. 889, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 437).


3. Hadits Ke-3

Aisyah radhiallahu ta’ala ‘anha juga mengatakan:


سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ


Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun” 


(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/42, Al Albani berkata: “mauquf jayyid” dalam Silsilah Adh Dha’ifah no. 1363).

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:


وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته


“Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam shalatnya, semua kebutuhannya sampai-sampai garam untuk adonannya dan tali kekang untuk kambingnya” 

(Jami’ Al Ulum wal Hikam, 1/225).

Wallahu a’lam.

____

Ustadz Khudori 

Mudir Pesantren Inklusi Griya Sunnah Cileungsi Bogor 



 


0 Komentar