✅ IMAM AL-QURTHUBI Rahimahullah mengatakan :
وهذه الآية من المشكلات، والناس فيها وفيما شاكلها على ثلاثة أوجه. قال بعضهم : نقرؤها ونؤمن بها ولانفسرها وذهب إليه كثيرمن الأئمة، وهذا كما روي عن مالك رحمه الله أن رجلاسأله عن قوله تعالى "ٱلرَّحْمَـٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَى" قال مالك : الاستواء غيرمجهول، والكيف غيرمعقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة، وأراك رجل سوء! أخرجوه. وقال بعضهم : نقرؤها ونفسرها على مايحتمله ظاهراللغة. وهذا قول المشبهة. وقال بعضهم : نقرؤها ونتأولها ونحيل حملهاعلى ظاهرها.
Ayat seperti ini adalah sebagian dari ayat-ayat yang sulit, dan manusia pada hal ini beserta ayat-ayat yang sulit lainnya mempunyai tiga pendapat :
Sebagian mereka berkata : kami baca, kami imani, dan tidak kami tafsirkan ayat tersebut, pendapat ini adalah pendapat mayoritas para Imam dan hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Imam Malik Rahimahullah bahwa seseorang bertanya kepadanya tentang frman ALLAH Ta'ala "Ar-Rahman 'Alal 'Arsy Istawa", Imam Malik menjawab : Istiwa' tidak majhul, dan kaifiyat tidak terpikir oleh akal (mustahil), beriman denganya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah, dan saya lihat anda adalah orang yang tidak baik, tolong keluarkan dia.
Dan sebagian mereka berkata : Kami bacakan dan kami tafsirkan menurut dzhahir bahasa, dan inilah pendapat Musyabbihah
Dan sebagian yang lain berkata : Kami bacakan dan kami Ta'wil dan kami berpaling dari dzhahirnya.
[Tafsir Al-Qurthubi : 1/381]
✅ Dari keterangan diatas, jelas bahwa siapa yang mayakini makna dzhahir dari ayat-ayat Mutasyabihaat, maka sesungguhnya mereka adalah pengikut manhajnya Musyabbihah/Mujassimah, dan bukan pengikut manhaj salaf, lantas bagaimana manhaj salaf.?!
IMAM AL-ALUSI Rahimahullah mengatakan :
وأنت تعلم أن المشهور من مذهب السلف عدم تأويل مثل ذلك، بتقدير مضاف ونحوه، بل تفويض المراد منه إلى اللطيف الخبير مع الجزم بعدم إرادة الظاهر.
Engkau telah mengetahui bahwa yang masyhur dari madzhab salaf adalah meniadakan takwil seperti itu, baik dengan cara menambahkan atau selainnya, namun mereka TAFWIDH maksudnya kepada ALLAH Al-lathiful Khabir serta meyakininya dengan tanpa memaknainya secara dzhahir
[Tafsir Ruhul Ma'ani : 6/80]
Adapun perkataan imani dzhahirnya sebagaimana yang datang dari perkataan sebagian salaf, maka maksudnya adalah Lafadznya, adapun maknanya Wallahu A'lam, diserahkan kepada ALLAH.
✅ IMAM AS-SAFARINI AL-HANBALI Rahimahullah mengatakan :
فالواجب على الانسان ان يؤمن بظاهره ويكل معناه الى الله تعالى وعلى ذلك مضت أئمة السلف
Maka yang wajib bagi seseorang adalah mengimani Dzhahirnya serta menyerahkan maknanya kepada ALLAH Ta'ala, dan itulah yang dilakukan oleh imam-imam salaf.
[Lawami'ul Anwar : 1/97]
✅ IMAM AL-HARAMAIN Rahimahullah mengatakan :
وذهب أئمة السلف إلى الانكفاف عن التأويل، وإجراء الظواهر على مواردها، وتفويض معانيها إلى الرب.
Para Imam Imam salaf memilih untuk menahan diri dari ta'wil dan membiarkan Dzahirnya seperti ayat itu datang, dan Menyerahkan maknanya kepada Tuhan.
[Tarikhul Islam : 32/234]
✅ IMAM AHMAD BIN HANBAL Rahimahullah mengatakan :
أحاديث الصفات تمر كما جاءت من غير بحث على معانيها
Hadits-hadits sifat harus dibaca ulang seperti sedia kala tanpa dibahas makna-maknanya.
[Lawa'ihul Anwar : 1/342]
Beliau juga Rahimahullah mengatakan :
ﻧﺆﻣﻦ ﺑﻬﺎ، ﻭﻧﺼﺪﻕ ﺑﻬﺎ ﺑﻼ ﻛﻴﻒ ، ﻭﻻ ﻣﻌﻨﻰ.
Kami mengimaninya dan membenarkannya, tanpa Kaif dan TANPA MAKNA.
[Kitabul 'Arsy : Jilid 1, Halaman 229].
✅ IMAM ADZ-DZAHABI Rahimahullah mengatakan :
فقولنا في ذلك وبابه : الإقرار، والإمرار، وتفويض معناه إلى قائله الصادق المعصوم.
Pendapat kami dalam masalah dan bab ini adalah, mengakuinya, membiarkannya dan TAFWIDH MAKNANYA kepada pengucapnya yakni Ash-Shadiq Al-Ma'hum (Rasulullah).
[Siyar A'lam An-Nubala' : 8/105].
____
Pesantren Inklusi Griya Sunnah Cileungsi Bogor
wa.me/6281317002011
0 Komentar